KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat
Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul “Menu dan Gizi Seimbang bagi Remaja”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
kuliah Gizi dan Kesehatan di Universitas Negeri Padang.
Dalam penulisan makalah ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang
membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami, ibu Dr.
Yuliana, SP., M.Si yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Dalam Penulisan makalah ini penulis
merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari
semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Semoga makalah yang telah kami susun
dapat bermanfaat bagi pembaca.
Padang, Desember 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jika kita perhatikan pola makan remaja, pada umumnya remaja
lebih suka makan makanan jajanan yang kurang begizi seperti goreng-gorengan,
coklat, permen dan es. Sehingga makanan yang beraneka ragam tidak dikonsumsi.
Remaja sering makan diluar rumah bersama teman-teman, sehingga waktu makan
tidak teratur, akibatnya mengganggu sistem pencernaan (gangguan maag atau nyeri
lambung). Selain itu, remaja sering tidak makan pagi karena tergesa-gesa
beraktivitas sehingga mengalami lapar dan lemas, kemampuan menangkap pelajaran
menurun, semangat belajar menurun, keluar keringat dingin, kesadaran menurun
sampai pingsan.
Oleh karena itu, pola makanan, menu dan gizi seimbang harus
diperhatikan pada remaja guna memperlancar masa tumbuh dan kembang mereka.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk
memahami bagaimana gizi dan menu seimbang yang sesuai dengan remaja.
1.2.1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Menu
Menurut
Kinton dan Caserani (dikutip oleh Sudiara, 2000:1) disebutkan bahwa : “Menu or
a bill of fare is a list of prepared and presentation should attract customer
and represent value for money”,dalam terjemahannya berarti, menu adalah sebuah
daftar makanan yang telah dilengkapi dengan harga masing-masing, yang disediakan
dan ditampilkan untuk menarik pelanggan serta memberikan nilai terhadap
sejumlah uang terhadap makanan yang ditawarkan.
Menu adalah susunan makanan yang dimakan oleh seseorang
untuk sekali makan atau untuk sehari-hari. Kata ”menu” bias diartikan ”hidangan”.
Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beraneka ragam makanan dalam jumlah
dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna
pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan
dan perkembangan (Almatsier, 2005).
2.2
Pengertian Menu Seimbang
Menu seimbang adalah konsumsi makanan untuk memenuhi
kebutuhan tubuh akan zat gizi. Kekurangan gizi pada salah satu makanan dengan
pemberian menu seimbang dapat dicukupi oleh makanan lain. Untuk itu pemberian
menu seimbang dengan makanan yang beraneka ragam sangat dibutuhkan dalam
memenuhi kecukupan gizi (Almatsier, 2005).
Menu seimbang adalah makanan yang beraneka ragam yang
memenuhi kebutuhan zat gizi sesuai dengan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS).
(Depkes RI, 2006).
Pedoman umum gizi seimbang harus diaplikasikan dalam
penyajian hidangan yang memenuhi syarat gizi yang dikenal dengan menu seimbang.
Menu berasal dari kata ”menu” yang berarti suatu daftar yang tertulis secara
rinci. Sedangkan definisi menu adalah rangkaian beberapa macam hidangan atau
masakan yang disajikan atau dihidangkan untuk seseorang atau sekelompok untuk
setiap kali makan, yaitu dapat berupa hidangan pagi, siang, dan malam. Pola
menu seimbang mulai dikembangkan pada tahun 1950 dengan istilah ”Empat Sehat
Lima Sempurna” (Sulistyoningsih, 2011). Pola menu 4 sehat 5 sempurna adalah
pola menu seimbang yang bila disusun dengan baik mengandung semua zat gizi yang
dibutuhkan oleh tubuh (Almatsier, 2005).
2.3
Batasan Remaja
Dilihat
dari siklus kehidupan, masa remaja merupakan masa yang paling sulit untuk
dilalui oleh individu. Masa ini dapat dikatakan sebagai masa yang palin gkritis
bagi perkembangan pada tahap-tahap kehidpan selanjutnya. Ini dikarenakan pada
masa inilah terjadi begitu banyak perubahan dalam diri individu baik itu
perubahan fisik maupun psikologis. Perubahan dan ciri kanak-kanak menuju pada
kedewasaan. Pada wanita ditandai dengan mulainya menstruasi atau buah dada yang
membesar. Pada pria antara lain ditandai dengan perubahan suara, otot yang
semakin membesar serta mimpi basah. Dalam kondisi berbagai perubahan diatas,
remaja biasanya tidak mau lagi dikatakan sebagai anak-anak namun remajapun
belum dapat dikatakan sebagai orang dewasanjika dilihat dari berbagai kesiapan
yang mereka miliki.
Berbagai
perubahan fisik yang terjadi pada remaja merupakan proses alamiah, yang akan
dilalui oleh semua individu. Namun sering kali ketidaktahuan remaja terhadap
perubahan itu sendiri membuat mereka hidup dalam kegelisahan dan perasaan
was-was. Ditambah dengan perubahan konsep diri dan pencarian identitas diri,
maka akan banyak permasalahan yang muncul jika mereka tidak dibimbing dengan
baik untuk melewati masa tersebut. Proses pencarian identitas diri tersebut
harus mendapat bimbingan dari orang sekelilingnya agar mereka dapat tumbuh
menjadi remaja yang bertanggung jawab. Remaja adalah individu, baik perempuan
maupun laki-laki yang berada pada masa/usia antara anak-anak dan dewasa.
Batasan remaja dalam hal ini adalah usia 10 tahun s/d 19 tahun menurut
klasifikasi World Health Organization (WHO). Sementara United Nation (UN)
menyebutnya sebagai anak muda (youth) untuk usia 15-24 tahun. Ini kemudian
disatukan dalam batasan kaum muda (young people) yang mencakup usia 10-24
tahun.
2.4
Perilaku Makan Khas Remaja
Pada
umumnya remaja lebih suka makan makanan jajanan yang kurang begizi seperti
goreng-gorengan, coklat, permen dan es. Sehingga makanan yang beraneka ragam
tidak dikonsumsi. Remaja sering makan diluar rumah bersama teman-teman,
sehingga waktu makan tidak teratur, akibatnya mengganggu sistem pencernaan
(gangguan maag atau nyeri lambung). Selain itu, remaja sering tidak makan pagi
karena tergesa-gesa beraktivitas sehingga mengalami lapar dan lemas, kemampuan
menangkap pelajaran menurun, semangat belajar menurun, keluar keringat dingin,
kesadaran menurun samapi pingsan.
Remaja
putri sering menghindari beberapa jenis bahan makanan seperti telur dan susu.
Susu dianggap minuman anak-anak atau dihubungkan dengan kegemukan. Akibatnya
akan kekurangan protein hewani, sehingga tidak dapat tumbuh atau mencapai
tinggi secara optimal. Kadang standar langsing tidak jelas untuk remaja. Banyak
remaja putri menganggap dirinya kelebihan berat badan atau mudah menjadi gemuk
sehingga sering diet dengan cara yang kurang benar seperti membatasi atau
mengurangi frekuensi makan dan jumlah makan, memuntahkan makanan yang sering
dimakan, sehingga lama-lama tidak ada nafsu makan yang sangat membahayakan bagi
remaja.
2.5
Kriteria Makanan Seimbang untuk Remaja
Kebanyakan remaja umumnya menginginkan bentuk tubuh yang
ideal, sampai rela diet mati-matian untuk menurunkan berat badannya.
Menurut buku Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan,
yang ditulis oleh Drs. Djoko Pekik Irianto, M.Kes, ada 10 kriteria makan sehat berimbang
dan 13 pesan dasar gizi seimbang untuk dapat memperoleh bentuk tubuh yang ideal
tanpa mengesampingkan kesehatan .Kriteria makanan sehat berimbang, antara lain
:
1.
Cukup Kuantitas
Maksudnya, banyaknya makanan yang dimakan oleh setiap orang
tergantung pada berat badan, jenis kelamin, usia, dan jenis kesibukan orang
tersebut. Contohnya, pelajar olahragawan tentu membutuhkan asupan makanan yang
lebih banyak dibanding pelajar biasa.
2.
Proporsional
Jumlah makanan yang dikonsumsi
sesuai dengan proporsi makan sehat berimbang, yaitu karbohidrat 60%, lemak 25%,
protein 15 %, dan cukup kebutuhan vitamin, air, dan mineral.
3.
Cukup Kualitas
Perlu mempertimbangkan kualitas
makanan, seperti kadar proposionalnya, rasanya, dan penampilannya.
4.
Sehat dan Higienis
Makanan harus steril atau
terbebas dari kuman penyakit. Salah satu upaya untuk mensterilkan makanan
tersebut adalah dengan cara mencuci bersih dan memasak hingga suhu tertentu
sebelum dikonsumsi.
5.
Makanan segar dan bukan suplemen
Sayur-sayuran dan buah-buahan
segar lebih menyehatkan dibanding makanan pabrik, junkfood, ataupun fastfood.
6.
Makanan golongan nabati lebih sehat daripada
golongan hewani
Hal ini karena makanan nabati
lebih sedikit kandungan lemak, terutama lemak jenuh.
7.
Cara masak jangan berlebihan
Misalnya, sayur yang direbus
terlalu lama dan dengan suhu tinggi justru menyebabkan kehilangan vitamin dan
mineral pada sayur tersebut.
8.
Teratur dalam penyajian
Misalnya, Fani makan pagi pukul 7
pagi, makan siang pukul 1 siang, dan makan malam pukul 7 malam. Pola penyajian
ini dilakukan teratur setiap hari. Waktu penyajian makan ini tak harus
sama untuk setiap orang. Teman Fani, Ina, boleh-boleh saja mengatur jadwal
makannya dengan makan pagi pukul 7 pagi, makan siang pukul 2 siang, dan makan
malam pukul 8 malam. Penyajian makan tetap teratur setiap hari. Jangan
membiasakan makan “kapan ingat” karena dapat menyebablan gangguan pencernaa,
seperti sakit maag atau buang air tak lancer.
9.
Frekuensi 5 kali sehari
Misalnya, 3 kali makan utama dan
2 kali makan selingan. Ingat, makanan yang dikonsumsi tersebut tetap
disesuaikan dengan kapasitas lambung
10. Minum
6 gelas air sehari
Tubuh memerlukan 2550 liter air
per hari. Kebutuhan air tersebut didapat dari makanan sebanyak 100 ml, sisa
metabolism sebanyak 350 ml dan yang berasal dari air minum sebanyak 1200 liter.
Untuk itu, dianjurkan meminum air sebanyak 6 gelas air yang setara dengan 1200
liter.
Selain memperhatikan kriteria
makanan sehat berimbang, juga dilaksanakan 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang untuk
meningkatkan kualitas makanan yang akan kita makan. 13 Pesan Dasar Gizi
Seimbang tersebut, antara lain :
1. Beragam
2. Cukup energi
3. Karbohidrat ½
dari energi
4. Lemak ¼ dari
energi
5. Menggunakan
garam beriodium
6. Makan sumber
zat besi
7. ASI hingga usia
4 bulan (pada bayi)
8. Membiasakan
sarapan
9. Cukup minum air
10. Imbangi dengan
olahraga
11. Hindari rokok
dan alcohol
12. Pilih makanan
sehat
13. Baca label
kemasan (misal, melihat daftar komposisi dan tanggal kadaluarsa)
2.6
Karakteristik Pertumbuhan dan Pentingnya Nutrisi Remaja
Kebutuhan
gizi remaja dan eksekutif muda relatif besar, karena mereka masih mengalami
pertumbuhan. Selain itu, remaja umumnya melakukan aktifitas fisik lebih tinggi
dibanding usia lainnya, sehingga diperlukan zat gizi yang lebih banyak.
2.6.1
Energi
Faktor
yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan energi remaja adalah
aktivitas fisik, seperti olahraga yang diikuti, baik dalam kegiatan sekolah
maupun diluar sekolah. Remaja dan eksekutif muda yang aktif dan banyak
melakukan olahraga memerlukan asupan energi yang lebih besar dibanding yang
kurang aktif. Sejak lahir hingga usia 10 tahun, energi yang dibutuhkan relatif
sama dan tidak dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Pada masa remaja
terdapat perbedaan kebutuhan energi untuk laki-laki dan perempuan karena
perbedaan komposisi tubuh dan kecepatan pertumbuhan. Widya Karya Nasional
Pangan dan Gizi VI (WKNPG VI) tahun 1998 menganjurkan angka kecukupan gizi
(AKG) energi untuk remaja dan dewasa muda perempuan 2000-2200 kkal, sedangkan
untuk laki-laki antara 2400-2800 kkal setiap hari. AKG energi ini dianjurkan
sekitar 60% berasal dari sumber karbohidrat. Makanan sumber karbohidrat adalah
beras, terigu dan hasil olahan lainnya (mie, spagettti, macaroni), umbi-umbian
(ubi jalar, singkong), jagung, gula dan lain-lain.
2.6.2
Protein
Kebutuhan
protein juga meningkat pada masa remaja, karena proses pertumbuhan yang sedang
terjadi dengan cepat. Pada masa awal remaja, kebutuhan protein remaja perempuan
lebih tinggi dibandingkan laki-laki, karena memasuki masa pertumbuhan cepat
lebih dulu. Pada akhir masa remaja, kebutuhan protein laki-laki lebih tinggi
dibandingkan perempuan karena perbedaan komposisi tubuh. Kecukupan protein bagi
remaja 1,5-2,0 gr/kg BB/hari. AKG protein remaja dan dewasa muda adalah 48-62
gr/hari untuk perempuan dan 55-66 gr/hari untuk laki-laki. Makanan sumber
protein hewani bernilai biologis lebih tinggi dibandingkan sumber protein
nabati, karena komposisi asam amino esensial yang lebih baik, dari segi
kualitas maupun kuantitas. Berbagai sumber protein adalah daging merah (sapi,
kerbau, kambing), daging putih (ayam, ikan, kelinci), susu dan hasil olahannya
(keju, mentega, yakult), kedele da hasil olahannya (tempe, tahu),
kacang-kacangan dan lain-lain.
2.6.3
Kalsium
Kebutuhan
kalsium pada masa remaja relatif tinggi karena akselerasi maskular,
skeletal/kerangka dan perkembangan endokrin lebih besar dibandingkan masa anak
dan dewasa. Lebih dari 20% pertumbuhan tinggi badan dan sekitar 50% massa tulang
dewasa dicapai pada masa remaja. AKG kalsium untuk remaja dan dewasa muda
adalah 600-700 mg/hari untuk perempuan dan 500-700 mg untuk laki-laki. Sumber
kalsium yang paling baik adalah susu dan hasil olahannya. Sumber kalsium
lainnya adalah ikan, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan lain-lain.
2.6.4
Besi
Kebutuhan
zat besi pada remaja juga meningkat karena ekspansi volume darah dan
peningkatan konsentrasi hemoglobin (Hb). Setelah dewasa, kebutuhan zat besi
menurun. Pada perempuan, kebutuhan yang tinggi akan zat besi terutama
disebabkan kehilangan zat besi selama menstruasi. Hal ini mengakibatkan
perempuan lebih rawan terhadap anemia besi dibandingkan laki-laki. Perempuan
dengan konsumsi besi yang kurang atau mereka dengan kehilangan zat besi yang
meningkat, akan mengalami anemia gizi besi. Sebaliknya defisiensi besi mungkin
merupakan faktor pembatas untuk pertumbuhan pada masa remaja, mengakibatkan
tingginya kebutuhan mereka akan zat besi. Hal lain yang perlu diingat,
biovailabilitas dari makanan umumnya sangat rendah, yaitu < 10%. Sumber besi
dari hewani mempunyai biovaibilitas yang lebih tinggi dibandingkan sumber
nabati.
Status
besi dalam tubuh juga mempengaruhi efisiensi penyerapan besi. Pada remaja
dengan defisiensi besi maka penyerapan besi akan lebih efisien dibandingkan
yang tidak defisiensi besi. Yang dapat meningkatkan penyerapan besi dari sumber
nabati adalah vitamin C serta sumber protein hewani tertentu (daging dan ikan).
Sedangkan zat yang dapat menghambat penyerapan besi antara lain kafein, thanin,
phfitat, zinc, dan lain-lain. AKG besi untuk remaja dan dewasa muda perempuan
19-26 mg/hari, sedangkan untuk laki-laki 13-23 mg/hari. Makanan yang banyak
mengandung zat besi adalah hati, daging merah (sapi, kambing, domba), dagin
gputih (ayam, ikan), kacang-kacangan, sayuran hijau.
2.6.5
Seng (Zinc)
Seng
diperlukan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja, terutama untuk
remaja laki-laki. AKG seng adalah 15 mg/hari untuk remaja dan dewasa muda
perempuan dan laki-laki.
2.6.6
Vitamin
Kebutuhan
vitamin juga meningkat selama masa remaja karema pertumbuhan dan perkembangan
cepat yang terjadi. Karena kebutuhan energi meningkat, maka kebutuhan beberapa
vitaminpun meningkat, antara lain yang berperan dalam metabolisme karbohidrat
menjadi energi seperti vitamin B1, B2 dan Niacin. Untuk sintesa DNA dan RNA
diperlukan vitamin B6, asam folat dan vitamin B12, sedangkan untuk pertumbuhan
tulang diperlukan vitamin D yang cukup, vitamin A, C dan E diperlukan untuk
pembentukan dan penggantian sel.
2.7
Prinsip Gizi bagi Anak Remaja dan Dewasa
Pada
masa remaja kehidupan berkontribusi 30% atau lebih dari total asupan kalori
setiap hari. Remaja harus didorong untuk bertanggung jawab atas pemilihan
kudapan yang sehat. Remaja adalah masa peralihan dari anak menuju dewasa dimana
terjadi pertumbuhan fisik, mental dan emosional, yang sangat cepat. Menurut WHO
batasan usia remaja yaitu umur 10-19 tahun. Makanan merupakan salah satu
kebutuhan manusia yang pokok bagi setiap orang. Makanan mengandung unsur zat
gizi yang sangat diperlukan untuk tumbuh dan berkembang. Dengan mengkonsumsi
makanan yang cukup dan teratur, remaja akan tumbuh sehat sehingga akan mencapai
prestasi yang gemilang, kebugaran, dan sumber daya manusia yang berkualitas.
Remaja putri yang terpelihara kadar gizinya akan terpelihara kesehatan
reproduksinya. Jika kondisi sehat ini terus dipertahankan sapai kondisi
memasuki waktu hamil maka akan mendapatkan anak yang sehat dan cerdas.
2.8
Pengaruh status Gizi terhadap Sistem Reproduksi
Remaja
yang kurang gizi atau terlalu kurus (KEK), anemia, kekurangan kalsium, vitamin
D, yodium, seng dan kekurangan vitamin, serta mineral lainnya akan mempengaruhi
proses reproduksi. Khusus remaja putri yang mengalami gangguan pertumbuhan,
maka badan menjadi pendek dan tulang panggul tidak sempurna akibat sulit
melahirkan (calon ibu TB < 145 cm, resiko tinggi mengalami kesulitan pada
waktu melahirkan). Sangat kurus (KEK) dengan resiko melahirkan bayi dengan bayi
berat lahir rendah (BBLR) yang mempunyai resiko kematian dan gangguan tumbuh
kembang pada anak (calon ibu dengan BB < 45 kg, resiko tinggi untuk
melahirkan BBLR). Anemia yang disebabkan oleh kekurangan zat gizi dapat
menyebabkan resiko pendarahan pada waktu melahirkan. Umumnya remaja putri dan
wanita lebih mudah menderita anemia dibanding pria dan remaja putra. Wanita dan
remaja putri membutuhkan zat besi 2 kali lebih banyak dari pada pria atau
remaja putra karena mengalami haid dan banyak mengeluarkan darah waktu
melahirkan dan zat besi diperlukan untuk memproduki darah (Hb). Tanda-tanda
anemia sering dikenal lima L yaitu lemah, letih, lesu, lelah, lalai. Anemia
sering disertai dengan pusing, mata berkunang-kunang muka dan tangan pucat.
2.9
Kebutuhan Gizi Remaja
Kebutuhan
kecukuoan gizi pada remaja didapatkan dari kesesuaian antara jumlah dan jenis
makanan yang dikonsumsi dengan kebutuhan fungsi tubuh sehingga bermanfaat bagi
terpeliharanya fungsi tubuh secara optimal. Kekurangan dalam mengkonsumsi
makanan yang baik, jumlah maupun mutunya dapat menyebabkan kurang gizi seperti
kurang energi krinik (KEK), anemia, kurang vitamin A (KVA), dan gangguan akibat
kurang yodium (GAKY). Gizi seimbang dalam kehidupan sehari-hari dapat mencegah
terjadinya keadaan gizi kurang atau gizi lebih. Hidangan gizi seimbang adalah
makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat oengatur yang
dikonsumsi oleh seseorang dalam satu hari secara teratur sesuai dengan
kebutuhan gizi. Untuk proses tumbuh kembang, tubuh memerlukan karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, mineral, air dan serat dalam jumlah yang seimbang.
2.10
Faktor-faktor yang berpengaruh pada gizi manusia
2.10.1
Status Individu
Biasanya
wanita remaja atau wanita remaja yang telah menikah akan kesulitan dalam
memilih bahann makanan atau jenis makanan yang dihidangkan. Kadang dalam
menyusun hidangan makanan lebih memperhatikan oranglain daripada dirinya,
seperti keluarga dan anak jika ia telah menikah atau orang yang dia sayang
lainnya. Wanita yang telah berumah tangga biasanya lebih memilih mengonsumsi
makanan yang tidak dihabiskan oleh keluarga karena ia merasa sayang apabila
terbuang
2.10.2
Status Ekonomi
Wanita
dengan tingkat ekonomi yang lebih tinggi tentunya akan berbeda gizinya dengan
orang dari tingkat ekonomi rendah.
2.10.3
Anatomi tubuh Individu
Ukuran
pelvis individu berhubungan erat dengan tinggi badan seseorang. Selain hal-hal
diatas banyak faktor yang mempengaruhi antara lain kemampuan keluarga untuk
membeli makanan atau pengetahuan tentang gizi. Banyak wanita terutama wanita
karier atau wanita yang banyak berhubungan dengan publik cenderung lebih
mengonsumsi makanan diet tanpa lemak atau hanya mengkonsumsi buah-buahan
daripada makanan sehat lainnya.
2.11
Menu Seimbang bagi Remaja
Masa remaja merupakan tahap transisi penting pertumbuhan
dari masa anak-anak menjadi dewasa. Mengingat aktivitas fisik yang umumnya
banyak dilakukan oleh remaja, seperti sekolah, olahraga, hobi, kursus dan
ke-organisasi-an, remaja memerlukan asupan zat gizi yang seimbang dan sesuai
dengan kebutuhannya.
|
Untuk memenuhi kecukupan proteinnya, remaja bisa
diperkenalkan dengan berbagai sumber protein hewani seperti telur, ikan,
daging, unggas, susu dan hasil olahannya. Serta sumber protein nabati pada
kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tempe, tahu dan susu kedelai.
Jangan lupa untuk mencukupi kebutuhan vitamin dan mineral. Khusus bagi remaja
perempuan, perhatikan juga asupan zat besi, folat, vitamin A, vitamin C dan
berbagai vitamin B untuk menghindari anemia dan masalah gizi lainnya. Makanan
yang kaya akan zat gizi tersebut, banyak terdapat pada hati, daging, unggas,
kuning telur, serealia kasar, sayur dan buah, serta kacang-kacangan. Sertakan
konsumsi air minimal 2 liter sehari.
|
Anjuran Pembagian Makanan Sehari
Remaja Usia 10-19 Tahun menurut Yayasan Institut Danone Indonesia
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Remaja
adalah masa peralihan dari anak menuju dewasa dimana terjadi pertumbuhan fisik,
mental dan emosional, yang sangat cepat. Pada masa remaja kehidupan
berkontribusi 30% atau lebih dari total asupan kalori setiap hari. Remaja harus
didorong untuk bertanggung jawab atas pemilihan kudapan yang sehat. Makanan
merupakan salah satu kebutuhan manusia yang pokok bagi setiap orang. Makanan
mengandung unsur zat gizi yang sangat diperlukan untuk tumbuh dan berkembang.
Dengan mengkonsumsi makanan yang cukup dan teratur, remaja akan tumbuh sehat
sehingga akan mencapai prestasi yang gemilang, kebugaran, dan sumber daya
manusia yang berkualitas.
3.2
Saran
Dalam
penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat
kekurangan, baik dalam penyusunan makalah ataupun dari isi materi. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang bermanfaat demi perbaikan makalah ini sangat penulis
harapkan.
Penulis
menyarankan kepada pembaca agar dapat memahami konsep menu dan gizi seimbang
yang harus diaplikasikan pada remaja. Kehidupan merupakan anugrah yang telah
diberikan oleh sang pencipta kepada manusia. Oleh karena itu, sudah sepatutnya
kita menjaga apa yang telah dikaruniakan-Nya. Salah satunya dengan menjaga
kesehatan dan memperhatikan keseimbangan gizi pada tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Karisma Teguh. 2012. Pengertian
Menu. http://teguhkarisma.wordpress.com/menu/pengertian-menu/
(diakses pada tanggal 11 Desember 2013).
2012. Pengertian Menu
Seimbang. http://worldhealth-bokepzz.blogspot.com/2012/05/pengertian-menu-seimbang.html (diakses pada tanggal 5 Desember 2013).
Proverawati Atikah. 2009. Gizi dan Kesehatan untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Yayasan Institut Danone Indonesia. Pentingnya Makan Makanan Yang Beraneka Ragam - Untuk Remaja 10-19
Tahun. http://www.danonenutrindo.org/prinsip1_remaja.php
(diakses pada tanggal 11 Desember 2013)
Kinton dan Caserani. 2000. Pengertian Menu.
Almatsier. 2005. Pengertian
Menu.
Almatsier. 2005. Pengertian
Menu Seimbang.
Depkes RI 2006. Pengertian
Menu Seimbang.
Sulistyoningsih. 2011. Definisi
Menu Seimbang.
Almatsier. 2005. Pola 4 Sehat 5 Sempurna.
World Health Organization (WHO). Batasan Remaja.
United Nation (UN). Batasan
Remaja.
Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI (WKNPG VI). 1998. Angka kecukupan gizi (AKG) untuk remaja dan
dewasa.
Drs. Djoko Pekik Irianto, M.Kes. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan.
Institut Danone Indonesia. Anjuran Pembagian Makanan Sehari Remaja Usia 10-19 Tahun.