Senin, 28 April 2014

Posted by Unknown On 06.18

KATA PENGANTAR

     Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Menu dan Gizi Seimbang bagi Remaja”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Gizi dan Kesehatan di Universitas Negeri Padang.
     Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami, ibu Dr. Yuliana, SP., M.Si yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
     Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Semoga makalah yang telah kami susun dapat bermanfaat bagi pembaca.


Padang,    Desember 2013



                                                                                                                                       Penulis



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Jika kita perhatikan pola makan remaja, pada umumnya remaja lebih suka makan makanan jajanan yang kurang begizi seperti goreng-gorengan, coklat, permen dan es. Sehingga makanan yang beraneka ragam tidak dikonsumsi. Remaja sering makan diluar rumah bersama teman-teman, sehingga waktu makan tidak teratur, akibatnya mengganggu sistem pencernaan (gangguan maag atau nyeri lambung). Selain itu, remaja sering tidak makan pagi karena tergesa-gesa beraktivitas sehingga mengalami lapar dan lemas, kemampuan menangkap pelajaran menurun, semangat belajar menurun, keluar keringat dingin, kesadaran menurun sampai pingsan.
Oleh karena itu, pola makanan, menu dan gizi seimbang harus diperhatikan pada remaja guna memperlancar masa tumbuh dan kembang mereka.

1.2  Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memahami bagaimana gizi dan menu seimbang yang sesuai dengan remaja.



1.2.1         
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Menu
            Menurut Kinton dan Caserani (dikutip oleh Sudiara, 2000:1) disebutkan bahwa : “Menu or a bill of fare is a list of prepared and presentation should attract customer and represent value for money”,dalam terjemahannya berarti, menu adalah sebuah daftar makanan yang telah dilengkapi dengan harga masing-masing, yang disediakan dan ditampilkan untuk menarik pelanggan serta memberikan nilai terhadap sejumlah uang terhadap makanan yang ditawarkan.
Menu adalah susunan makanan yang dimakan oleh seseorang untuk sekali makan atau untuk sehari-hari. Kata ”menu” bias diartikan ”hidangan”. Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beraneka ragam makanan dalam jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan (Almatsier, 2005).

2.2 Pengertian Menu Seimbang
Menu seimbang adalah konsumsi makanan untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan zat gizi. Kekurangan gizi pada salah satu makanan dengan pemberian menu seimbang dapat dicukupi oleh makanan lain. Untuk itu pemberian menu seimbang dengan makanan yang beraneka ragam sangat dibutuhkan dalam memenuhi kecukupan gizi (Almatsier, 2005).
Menu seimbang adalah makanan yang beraneka ragam yang memenuhi kebutuhan zat gizi sesuai dengan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). (Depkes RI, 2006).
Pedoman umum gizi seimbang harus diaplikasikan dalam penyajian hidangan yang memenuhi syarat gizi yang dikenal dengan menu seimbang. Menu berasal dari kata ”menu” yang berarti suatu daftar yang tertulis secara rinci. Sedangkan definisi menu adalah rangkaian beberapa macam hidangan atau masakan yang disajikan atau dihidangkan untuk seseorang atau sekelompok untuk setiap kali makan, yaitu dapat berupa hidangan pagi, siang, dan malam. Pola menu seimbang mulai dikembangkan pada tahun 1950 dengan istilah ”Empat Sehat Lima Sempurna” (Sulistyoningsih, 2011). Pola menu 4 sehat 5 sempurna adalah pola menu seimbang yang bila disusun dengan baik mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh (Almatsier, 2005).

2.3 Batasan Remaja
            Dilihat dari siklus kehidupan, masa remaja merupakan masa yang paling sulit untuk dilalui oleh individu. Masa ini dapat dikatakan sebagai masa yang palin gkritis bagi perkembangan pada tahap-tahap kehidpan selanjutnya. Ini dikarenakan pada masa inilah terjadi begitu banyak perubahan dalam diri individu baik itu perubahan fisik maupun psikologis. Perubahan dan ciri kanak-kanak menuju pada kedewasaan. Pada wanita ditandai dengan mulainya menstruasi atau buah dada yang membesar. Pada pria antara lain ditandai dengan perubahan suara, otot yang semakin membesar serta mimpi basah. Dalam kondisi berbagai perubahan diatas, remaja biasanya tidak mau lagi dikatakan sebagai anak-anak namun remajapun belum dapat dikatakan sebagai orang dewasanjika dilihat dari berbagai kesiapan yang mereka miliki.
            Berbagai perubahan fisik yang terjadi pada remaja merupakan proses alamiah, yang akan dilalui oleh semua individu. Namun sering kali ketidaktahuan remaja terhadap perubahan itu sendiri membuat mereka hidup dalam kegelisahan dan perasaan was-was. Ditambah dengan perubahan konsep diri dan pencarian identitas diri, maka akan banyak permasalahan yang muncul jika mereka tidak dibimbing dengan baik untuk melewati masa tersebut. Proses pencarian identitas diri tersebut harus mendapat bimbingan dari orang sekelilingnya agar mereka dapat tumbuh menjadi remaja yang bertanggung jawab. Remaja adalah individu, baik perempuan maupun laki-laki yang berada pada masa/usia antara anak-anak dan dewasa. Batasan remaja dalam hal ini adalah usia 10 tahun s/d 19 tahun menurut klasifikasi World Health Organization (WHO). Sementara United Nation (UN) menyebutnya sebagai anak muda (youth) untuk usia 15-24 tahun. Ini kemudian disatukan dalam batasan kaum muda (young people) yang mencakup usia 10-24 tahun.

2.4 Perilaku Makan Khas Remaja
            Pada umumnya remaja lebih suka makan makanan jajanan yang kurang begizi seperti goreng-gorengan, coklat, permen dan es. Sehingga makanan yang beraneka ragam tidak dikonsumsi. Remaja sering makan diluar rumah bersama teman-teman, sehingga waktu makan tidak teratur, akibatnya mengganggu sistem pencernaan (gangguan maag atau nyeri lambung). Selain itu, remaja sering tidak makan pagi karena tergesa-gesa beraktivitas sehingga mengalami lapar dan lemas, kemampuan menangkap pelajaran menurun, semangat belajar menurun, keluar keringat dingin, kesadaran menurun samapi pingsan.
            Remaja putri sering menghindari beberapa jenis bahan makanan seperti telur dan susu. Susu dianggap minuman anak-anak atau dihubungkan dengan kegemukan. Akibatnya akan kekurangan protein hewani, sehingga tidak dapat tumbuh atau mencapai tinggi secara optimal. Kadang standar langsing tidak jelas untuk remaja. Banyak remaja putri menganggap dirinya kelebihan berat badan atau mudah menjadi gemuk sehingga sering diet dengan cara yang kurang benar seperti membatasi atau mengurangi frekuensi makan dan jumlah makan, memuntahkan makanan yang sering dimakan, sehingga lama-lama tidak ada nafsu makan yang sangat membahayakan bagi remaja.

2.5 Kriteria Makanan Seimbang untuk Remaja
Kebanyakan remaja umumnya menginginkan bentuk tubuh yang ideal, sampai rela diet mati-matian  untuk menurunkan berat badannya.
Menurut buku Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan, yang ditulis oleh Drs. Djoko Pekik Irianto, M.Kes, ada 10 kriteria makan sehat berimbang dan 13 pesan dasar gizi seimbang untuk dapat memperoleh bentuk tubuh yang ideal tanpa mengesampingkan kesehatan .Kriteria makanan sehat berimbang, antara lain :
1.        Cukup Kuantitas
Maksudnya, banyaknya makanan yang dimakan oleh setiap orang tergantung pada berat badan, jenis kelamin, usia, dan jenis kesibukan orang tersebut. Contohnya, pelajar olahragawan tentu membutuhkan asupan makanan yang lebih banyak dibanding pelajar biasa.
2.        Proporsional
Jumlah makanan yang dikonsumsi sesuai dengan proporsi makan sehat berimbang, yaitu karbohidrat 60%, lemak 25%, protein 15 %, dan cukup kebutuhan vitamin, air, dan mineral.
3.        Cukup Kualitas
Perlu mempertimbangkan kualitas makanan, seperti kadar proposionalnya, rasanya, dan penampilannya.
4.        Sehat dan Higienis
Makanan harus steril atau terbebas dari kuman penyakit. Salah satu upaya untuk mensterilkan makanan tersebut adalah dengan cara mencuci bersih dan memasak hingga suhu tertentu sebelum dikonsumsi.
5.        Makanan segar dan bukan suplemen
Sayur-sayuran dan buah-buahan segar lebih menyehatkan dibanding makanan pabrik, junkfood, ataupun fastfood.
6.        Makanan golongan nabati lebih sehat daripada golongan hewani
Hal ini karena makanan nabati lebih sedikit kandungan lemak, terutama lemak jenuh.
7.        Cara masak jangan berlebihan
Misalnya, sayur yang direbus terlalu lama dan dengan suhu tinggi justru menyebabkan kehilangan vitamin dan mineral pada sayur tersebut.
8.        Teratur dalam penyajian
Misalnya, Fani makan pagi pukul 7 pagi, makan siang pukul 1 siang, dan makan malam pukul 7 malam. Pola penyajian ini dilakukan teratur setiap hari. Waktu penyajian makan  ini tak harus sama untuk setiap orang. Teman Fani, Ina, boleh-boleh saja mengatur jadwal makannya dengan makan pagi pukul 7 pagi, makan siang pukul 2 siang, dan makan malam pukul 8 malam. Penyajian makan tetap teratur setiap hari. Jangan membiasakan makan “kapan ingat” karena dapat menyebablan gangguan pencernaa, seperti sakit maag atau buang air tak lancer.
9.        Frekuensi 5 kali sehari
Misalnya, 3 kali makan utama dan 2 kali makan selingan. Ingat, makanan yang dikonsumsi tersebut tetap disesuaikan dengan kapasitas lambung
10.    Minum 6 gelas air sehari
Tubuh memerlukan 2550 liter air per hari. Kebutuhan air tersebut didapat dari makanan sebanyak 100 ml, sisa metabolism sebanyak 350 ml dan yang berasal dari air minum sebanyak 1200 liter. Untuk itu, dianjurkan meminum air sebanyak 6 gelas air yang setara dengan 1200 liter.
Selain memperhatikan kriteria makanan sehat berimbang, juga dilaksanakan 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang untuk meningkatkan kualitas makanan yang akan kita makan. 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang tersebut, antara lain :
1.    Beragam
2.    Cukup energi
3.    Karbohidrat ½ dari energi
4.    Lemak ¼ dari energi
5.    Menggunakan garam beriodium
6.    Makan sumber zat besi
7.    ASI hingga usia 4 bulan (pada bayi)
8.    Membiasakan sarapan
9.    Cukup minum air
10.    Imbangi dengan olahraga
11.    Hindari rokok dan alcohol
12.    Pilih makanan sehat
13.    Baca label kemasan (misal, melihat daftar komposisi dan tanggal kadaluarsa)

2.6 Karakteristik Pertumbuhan dan Pentingnya Nutrisi Remaja
            Kebutuhan gizi remaja dan eksekutif muda relatif besar, karena mereka masih mengalami pertumbuhan. Selain itu, remaja umumnya melakukan aktifitas fisik lebih tinggi dibanding usia lainnya, sehingga diperlukan zat gizi yang lebih banyak.

2.6.1 Energi
            Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan energi remaja adalah aktivitas fisik, seperti olahraga yang diikuti, baik dalam kegiatan sekolah maupun diluar sekolah. Remaja dan eksekutif muda yang aktif dan banyak melakukan olahraga memerlukan asupan energi yang lebih besar dibanding yang kurang aktif. Sejak lahir hingga usia 10 tahun, energi yang dibutuhkan relatif sama dan tidak dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Pada masa remaja terdapat perbedaan kebutuhan energi untuk laki-laki dan perempuan karena perbedaan komposisi tubuh dan kecepatan pertumbuhan. Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI (WKNPG VI) tahun 1998 menganjurkan angka kecukupan gizi (AKG) energi untuk remaja dan dewasa muda perempuan 2000-2200 kkal, sedangkan untuk laki-laki antara 2400-2800 kkal setiap hari. AKG energi ini dianjurkan sekitar 60% berasal dari sumber karbohidrat. Makanan sumber karbohidrat adalah beras, terigu dan hasil olahan lainnya (mie, spagettti, macaroni), umbi-umbian (ubi jalar, singkong), jagung, gula dan lain-lain.

2.6.2 Protein
            Kebutuhan protein juga meningkat pada masa remaja, karena proses pertumbuhan yang sedang terjadi dengan cepat. Pada masa awal remaja, kebutuhan protein remaja perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki, karena memasuki masa pertumbuhan cepat lebih dulu. Pada akhir masa remaja, kebutuhan protein laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan karena perbedaan komposisi tubuh. Kecukupan protein bagi remaja 1,5-2,0 gr/kg BB/hari. AKG protein remaja dan dewasa muda adalah 48-62 gr/hari untuk perempuan dan 55-66 gr/hari untuk laki-laki. Makanan sumber protein hewani bernilai biologis lebih tinggi dibandingkan sumber protein nabati, karena komposisi asam amino esensial yang lebih baik, dari segi kualitas maupun kuantitas. Berbagai sumber protein adalah daging merah (sapi, kerbau, kambing), daging putih (ayam, ikan, kelinci), susu dan hasil olahannya (keju, mentega, yakult), kedele da hasil olahannya (tempe, tahu), kacang-kacangan dan lain-lain.

2.6.3 Kalsium
            Kebutuhan kalsium pada masa remaja relatif tinggi karena akselerasi maskular, skeletal/kerangka dan perkembangan endokrin lebih besar dibandingkan masa anak dan dewasa. Lebih dari 20% pertumbuhan tinggi badan dan sekitar 50% massa tulang dewasa dicapai pada masa remaja. AKG kalsium untuk remaja dan dewasa muda adalah 600-700 mg/hari untuk perempuan dan 500-700 mg untuk laki-laki. Sumber kalsium yang paling baik adalah susu dan hasil olahannya. Sumber kalsium lainnya adalah ikan, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan lain-lain.

2.6.4 Besi
            Kebutuhan zat besi pada remaja juga meningkat karena ekspansi volume darah dan peningkatan konsentrasi hemoglobin (Hb). Setelah dewasa, kebutuhan zat besi menurun. Pada perempuan, kebutuhan yang tinggi akan zat besi terutama disebabkan kehilangan zat besi selama menstruasi. Hal ini mengakibatkan perempuan lebih rawan terhadap anemia besi dibandingkan laki-laki. Perempuan dengan konsumsi besi yang kurang atau mereka dengan kehilangan zat besi yang meningkat, akan mengalami anemia gizi besi. Sebaliknya defisiensi besi mungkin merupakan faktor pembatas untuk pertumbuhan pada masa remaja, mengakibatkan tingginya kebutuhan mereka akan zat besi. Hal lain yang perlu diingat, biovailabilitas dari makanan umumnya sangat rendah, yaitu < 10%. Sumber besi dari hewani mempunyai biovaibilitas yang lebih tinggi dibandingkan sumber nabati.
            Status besi dalam tubuh juga mempengaruhi efisiensi penyerapan besi. Pada remaja dengan defisiensi besi maka penyerapan besi akan lebih efisien dibandingkan yang tidak defisiensi besi. Yang dapat meningkatkan penyerapan besi dari sumber nabati adalah vitamin C serta sumber protein hewani tertentu (daging dan ikan). Sedangkan zat yang dapat menghambat penyerapan besi antara lain kafein, thanin, phfitat, zinc, dan lain-lain. AKG besi untuk remaja dan dewasa muda perempuan 19-26 mg/hari, sedangkan untuk laki-laki 13-23 mg/hari. Makanan yang banyak mengandung zat besi adalah hati, daging merah (sapi, kambing, domba), dagin gputih (ayam, ikan), kacang-kacangan, sayuran hijau.

2.6.5 Seng (Zinc)
            Seng diperlukan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja, terutama untuk remaja laki-laki. AKG seng adalah 15 mg/hari untuk remaja dan dewasa muda perempuan dan laki-laki.

2.6.6 Vitamin
            Kebutuhan vitamin juga meningkat selama masa remaja karema pertumbuhan dan perkembangan cepat yang terjadi. Karena kebutuhan energi meningkat, maka kebutuhan beberapa vitaminpun meningkat, antara lain yang berperan dalam metabolisme karbohidrat menjadi energi seperti vitamin B1, B2 dan Niacin. Untuk sintesa DNA dan RNA diperlukan vitamin B6, asam folat dan vitamin B12, sedangkan untuk pertumbuhan tulang diperlukan vitamin D yang cukup, vitamin A, C dan E diperlukan untuk pembentukan dan penggantian sel.

2.7 Prinsip Gizi bagi Anak Remaja dan Dewasa
            Pada masa remaja kehidupan berkontribusi 30% atau lebih dari total asupan kalori setiap hari. Remaja harus didorong untuk bertanggung jawab atas pemilihan kudapan yang sehat. Remaja adalah masa peralihan dari anak menuju dewasa dimana terjadi pertumbuhan fisik, mental dan emosional, yang sangat cepat. Menurut WHO batasan usia remaja yaitu umur 10-19 tahun. Makanan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang pokok bagi setiap orang. Makanan mengandung unsur zat gizi yang sangat diperlukan untuk tumbuh dan berkembang. Dengan mengkonsumsi makanan yang cukup dan teratur, remaja akan tumbuh sehat sehingga akan mencapai prestasi yang gemilang, kebugaran, dan sumber daya manusia yang berkualitas. Remaja putri yang terpelihara kadar gizinya akan terpelihara kesehatan reproduksinya. Jika kondisi sehat ini terus dipertahankan sapai kondisi memasuki waktu hamil maka akan mendapatkan anak yang sehat dan cerdas.
           
2.8 Pengaruh status Gizi terhadap Sistem Reproduksi
            Remaja yang kurang gizi atau terlalu kurus (KEK), anemia, kekurangan kalsium, vitamin D, yodium, seng dan kekurangan vitamin, serta mineral lainnya akan mempengaruhi proses reproduksi. Khusus remaja putri yang mengalami gangguan pertumbuhan, maka badan menjadi pendek dan tulang panggul tidak sempurna akibat sulit melahirkan (calon ibu TB < 145 cm, resiko tinggi mengalami kesulitan pada waktu melahirkan). Sangat kurus (KEK) dengan resiko melahirkan bayi dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) yang mempunyai resiko kematian dan gangguan tumbuh kembang pada anak (calon ibu dengan BB < 45 kg, resiko tinggi untuk melahirkan BBLR). Anemia yang disebabkan oleh kekurangan zat gizi dapat menyebabkan resiko pendarahan pada waktu melahirkan. Umumnya remaja putri dan wanita lebih mudah menderita anemia dibanding pria dan remaja putra. Wanita dan remaja putri membutuhkan zat besi 2 kali lebih banyak dari pada pria atau remaja putra karena mengalami haid dan banyak mengeluarkan darah waktu melahirkan dan zat besi diperlukan untuk memproduki darah (Hb). Tanda-tanda anemia sering dikenal lima L yaitu lemah, letih, lesu, lelah, lalai. Anemia sering disertai dengan pusing, mata berkunang-kunang muka dan tangan pucat.

2.9 Kebutuhan Gizi Remaja
            Kebutuhan kecukuoan gizi pada remaja didapatkan dari kesesuaian antara jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi dengan kebutuhan fungsi tubuh sehingga bermanfaat bagi terpeliharanya fungsi tubuh secara optimal. Kekurangan dalam mengkonsumsi makanan yang baik, jumlah maupun mutunya dapat menyebabkan kurang gizi seperti kurang energi krinik (KEK), anemia, kurang vitamin A (KVA), dan gangguan akibat kurang yodium (GAKY). Gizi seimbang dalam kehidupan sehari-hari dapat mencegah terjadinya keadaan gizi kurang atau gizi lebih. Hidangan gizi seimbang adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat oengatur yang dikonsumsi oleh seseorang dalam satu hari secara teratur sesuai dengan kebutuhan gizi. Untuk proses tumbuh kembang, tubuh memerlukan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, air dan serat dalam jumlah yang seimbang.

2.10 Faktor-faktor yang berpengaruh pada gizi manusia

2.10.1 Status Individu
            Biasanya wanita remaja atau wanita remaja yang telah menikah akan kesulitan dalam memilih bahann makanan atau jenis makanan yang dihidangkan. Kadang dalam menyusun hidangan makanan lebih memperhatikan oranglain daripada dirinya, seperti keluarga dan anak jika ia telah menikah atau orang yang dia sayang lainnya. Wanita yang telah berumah tangga biasanya lebih memilih mengonsumsi makanan yang tidak dihabiskan oleh keluarga karena ia merasa sayang apabila terbuang

2.10.2 Status Ekonomi
            Wanita dengan tingkat ekonomi yang lebih tinggi tentunya akan berbeda gizinya dengan orang dari tingkat ekonomi rendah.

2.10.3 Anatomi tubuh Individu
            Ukuran pelvis individu berhubungan erat dengan tinggi badan seseorang. Selain hal-hal diatas banyak faktor yang mempengaruhi antara lain kemampuan keluarga untuk membeli makanan atau pengetahuan tentang gizi. Banyak wanita terutama wanita karier atau wanita yang banyak berhubungan dengan publik cenderung lebih mengonsumsi makanan diet tanpa lemak atau hanya mengkonsumsi buah-buahan daripada makanan sehat lainnya.

2.11 Menu Seimbang bagi Remaja
Masa remaja merupakan tahap transisi penting pertumbuhan dari masa anak-anak menjadi dewasa. Mengingat aktivitas fisik yang umumnya banyak dilakukan oleh remaja, seperti sekolah, olahraga, hobi, kursus dan ke-organisasi-an, remaja memerlukan asupan zat gizi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhannya.
Untuk memenuhi kecukupan proteinnya, remaja bisa diperkenalkan dengan berbagai sumber protein hewani seperti telur, ikan, daging, unggas, susu dan hasil olahannya. Serta sumber protein nabati pada kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tempe, tahu dan susu kedelai. Jangan lupa untuk mencukupi kebutuhan vitamin dan mineral. Khusus bagi remaja perempuan, perhatikan juga asupan zat besi, folat, vitamin A, vitamin C dan berbagai vitamin B untuk menghindari anemia dan masalah gizi lainnya. Makanan yang kaya akan zat gizi tersebut, banyak terdapat pada hati, daging, unggas, kuning telur, serealia kasar, sayur dan buah, serta kacang-kacangan. Sertakan konsumsi air minimal 2 liter sehari.
Anjuran Pembagian Makanan Sehari Remaja Usia 10-19 Tahun menurut Yayasan Institut Danone Indonesia


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Remaja adalah masa peralihan dari anak menuju dewasa dimana terjadi pertumbuhan fisik, mental dan emosional, yang sangat cepat. Pada masa remaja kehidupan berkontribusi 30% atau lebih dari total asupan kalori setiap hari. Remaja harus didorong untuk bertanggung jawab atas pemilihan kudapan yang sehat. Makanan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang pokok bagi setiap orang. Makanan mengandung unsur zat gizi yang sangat diperlukan untuk tumbuh dan berkembang. Dengan mengkonsumsi makanan yang cukup dan teratur, remaja akan tumbuh sehat sehingga akan mencapai prestasi yang gemilang, kebugaran, dan sumber daya manusia yang berkualitas.

3.2 Saran
            Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan, baik dalam penyusunan makalah ataupun dari isi materi. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bermanfaat demi perbaikan makalah ini sangat penulis harapkan.
            Penulis menyarankan kepada pembaca agar dapat memahami konsep menu dan gizi seimbang yang harus diaplikasikan pada remaja. Kehidupan merupakan anugrah yang telah diberikan oleh sang pencipta kepada manusia. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita menjaga apa yang telah dikaruniakan-Nya. Salah satunya dengan menjaga kesehatan dan memperhatikan keseimbangan gizi pada tubuh.


DAFTAR PUSTAKA

Karisma Teguh. 2012. Pengertian Menu. http://teguhkarisma.wordpress.com/menu/pengertian-menu/ (diakses pada tanggal 11 Desember 2013).
2012. Pengertian Menu Seimbang. http://worldhealth-bokepzz.blogspot.com/2012/05/pengertian-menu-seimbang.html (diakses pada tanggal 5 Desember 2013).
Proverawati Atikah. 2009. Gizi dan Kesehatan untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Yayasan Institut Danone Indonesia. Pentingnya Makan Makanan Yang Beraneka Ragam - Untuk Remaja 10-19 Tahun. http://www.danonenutrindo.org/prinsip1_remaja.php (diakses pada tanggal 11 Desember 2013)
Kinton dan Caserani. 2000. Pengertian Menu.
Almatsier. 2005. Pengertian Menu.
Almatsier. 2005. Pengertian Menu Seimbang.
Depkes RI 2006. Pengertian Menu Seimbang.
Sulistyoningsih. 2011. Definisi Menu Seimbang.
Almatsier. 2005. Pola 4 Sehat 5 Sempurna.
World Health Organization (WHO). Batasan Remaja.
United Nation (UN). Batasan Remaja.
Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI (WKNPG VI). 1998. Angka kecukupan gizi (AKG) untuk remaja dan dewasa.
Drs. Djoko Pekik Irianto, M.Kes. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan.
Institut Danone Indonesia. Anjuran Pembagian Makanan Sehari Remaja Usia 10-19 Tahun.


0 komentar:

Posting Komentar